Sabtu, 19 Januari 2013

Habibie & Ainun


“Kamu jelek, hitam, kayak gula jawa!”
teriak seorang pemuda belasan tahun kepada Ainun, teman satu sekolahnya di SMP, ya dialah Habibie Muda orang yang akan memimpin Bangsa ini nantinya. Tidak pernah terbayang di pikiran Habibie muda kelak si gula jawa akan menjadi cinta sejatinya.

Semalam saya menonton film garapan Faozan Rizal ini, sedikit telat mungkin daripada teman2 yang lain, tapi memang mlas untuk mengantri tiket berjam2. tapi ketelatan menonton film tidak mengurangi kenikmatan bukan?..
Ini adalah sebuah film yang berdasar dari novel karya bapak Habibie yang ditulis dan dibingkai dengan perasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka-duka Bapak Habibie berdampingan selama 48 tahun dengan Bu Ainun bertumpah-ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah. Sebuah kisah cinta yang bukan ecek2 seperti sinetron remaja.

Positif:
- Akting Reza Rahadian luar biasa kendati perawakannya tidak sesuai tetapi usahanya untuk meniru cara bicara dan cara berjalan pak habibie patut diganjar piala citra.
- setting waktu dan tempat di Indonesia dan Jerman sangat terasa betul.. seperti kembali ke masa lalu..
- chemsitry pasangan reza dan BCL sangat baik, kendati akting BCL masih terlihat tidak sekuat Reza but it's oke.

Negatif :
- yang paling terasa adalah make up proses pnuaan Habibie dan Ainun yang tidak terlalu kentara perbedaanya, sepertinya divisi make up takut bila melihat Reza atau Bunga menjadi tidak ganteng dan cantik lagi.
-iklan disana-sini dengan tidak elegan cukup mengganggu konsentrasi. Tampaknya MD entertainment harus belajar lagi untuk menampilkan iklan dengan cara yang lebih elegan (kasus yang sama dengan "Di Bawah Lindungan Ka'bah"
- efek salju keliatan palsunya andai Indonesia punya tekonologi CGI yang lebiih murah

Best moment : Setelah lengser dari kursi kepresidenan, Habibie dan Ainun berkunjung ke IPTN di Bandung. Mereka masuk ke dalam hanggar, melihat pesawat N-250 hasil kerja kerasnya berpuluh2tahun tersia-siakan, Habibie menangis dan memeluk Ainun. Habibie bilang ke Ainun, “Karena membangun pesawat ini, 30 tahun saya menyia-nyiakan waktu bersama kamu…”. Oh betapa sekuat-kuatnya pria ketika dia merasa lemah butuh pelukan seorang wanita yang dicintainya.





Well, Habibie dan Ainun adalah sebuah film luar biasa, di atas kelebihan dan kekurangannya ini adalah film yang wajib Tonton, saya pribadi memberi skor 4/5 bintang untuk film ini but karena Pak Habibie adalah salah satu tokoh favorit saya sejak kecil dan cukup memorable menonton kisah-kisahnya skor akhir menjadi 4,5/5 bintang.. :)

NB : andai saja di buat kisah Habibie yang lain saya ingin karirnya lebih diekpos lagi bagaimana sosok Habibie pun bukan sangat bersih seperti dalam film ini, bagaimana awal mula beliau mendirikan ICMI, perkenalan dengan Wiranto dan hubungan dekatnya dengan Prabowo subianto yang seperti bapak-anak karena rasa saling mengagumi kecerdasan masing2.. bagaimana beliau harus menerima kritik pesawat buatan IPTN di tukar dengan ketan hitam dari Thailand, alasan beliau memilih menyetujui pelaksanakan jajak pendapat di Timor-timor, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar